Salju: Pengalaman Manusia Tropis
Gara-gara teman-teman SMA saya yang kuliah di Azhar Cairo
saat ini sangat ber-eforia dengan ‘Musim Dingin’ yang spesial di tahun 2013 ini
(bersalju setelah 112 tahun nggak), saya jadi pengen cerita, gimana pengalaman winter
pertama saya.
Sebelumnya saya pernah posting juga pengalaman summer pertama
saya di negara ‘padang pasir’, lihat di sini.
Jadi pada Februari 2012 saya dapat kesempatan menginjakkan
kaki di negeri kincir angin (Belanda). Pengalaman berkesan yang sangat saya
highlight pada tahun itu. Disambut oleh keluarga yang super baik dan ramah,
makanan super enak, dan sebagainya yang membuat saya waktu itu benar-benar felt
at home.
Awal Februari saya sampai di Schipol, pesawat kami (saya dan
teman-teman) waktu itu landed pagi buta. Nggak pagi buta banget sih. Sekitar 1
atau 2 jam sebelum waktu solat subuh.
Sebelum berangkat, saya sudah mempersiapkan beberapa baju
dingin untuk di pakai selama winter di Belanda. Seingat saya, waktu turun
pesawat (KLM) udah pakai 3 lapis baju, baju kaos, sweater, dan jacket kulit.
Waktu turun pesawat udah terasa banget dinginnya. Berada di
dalam pesawat kan udah dingin banget tuh (apa lagi perjalanan long hours), pas
udah sampai di belalai pesawat lebih dingin lagi. Temen saya waktu itu fotoin
tuh waktu itu, gimana muka saya waktu pertama turun pesawat dan kedinginan,
tapi blur haha.
muka-muka first timer haha |
Jadi saat winter 2011-2012, entah kenapa salju nggak turun
di Belanda. Jadi di saat saya sampai di Belanda emang nggak ada salju sama
sekali. Palingan hanya sekumpulan es yang mirip salju yang ada di daun-daun
kering. Selain itu, menurut om hamdi dan yang lainnya, saat itu adalah puncak
musim dingin, yang suhunya mencapai -10oC. Benar-benar dingin
kering.
Awalnya saya agak kecewa dengan tidak adanya salju (kecewa
ke siapa? Haha). Apalagi Februari udah di ujung-ujung musim dingin. Sebagai
manusia yang hidup di udara tropis, kalau ngelihat kartun atau film yang ada saljunya,
kayanya serrruuu banget. Makanya pengen juga ngerasain gimana salju. Tapi
yasudah lah.
Keesokan paginya (seingat saya hari Jum’at), saya iseng
lihat weather forecast, pengen tahu suhu hari ini berapa. Menurun jadi – 5oC,
dan yang paling menggembirakan adalah weather forecast bilang akan turun salju!
Bersegera saya lihat jendela, namun nihil. Ah mungkin emang ramalan cuacanya
lagi salah ramal atau gimana haha.
Saya masih bertahan melihat keluar jendela, tapi bukan untuk
melihat salju (karena udah frustasi kali ya) tapi menikmati pemandangan yang
ada disekitar. Tiba-tiba, ada sesuatu yang berwarna putih kecil yang berjatuhan
dari langit. Sangat kecil dan sedikit. Masih nggak berfikiran kalau itu salju.
Ya mungkin hanya sekumpulan es yang mirip salju yang jatuh dari atap karena
ditiup angin.
Tiba-tiba, sesuatu yang putih itu pun semakin banyak.
Semakin banyak dan ukurannya jadi beragam. Ada yang agak kecil, kecil, agak
besar, besar (bayangin aja sendiri). Mungkin kalau boleh disamain, yang besar
itu sebesar (maaf) upil haha.
Saya langsung teriak dan loncat gembira dong haha. Langusng
manggil teman saya dan ngasih tau dia, dan kita keluar. Pokoknya itu
subhanallah banget deh. Priceless moment
banget lah buat manusia tropis kaya saya haha (teman-teman di Cairo gimana ya ekspresinya? se norak saya nggak? hehe)
Akhirnya saljunya lebat dan tebal, dan saya bisa main-main
salju kaya yang di film-film deh (norak). Pas berangkat solat Jum'at juga masih hujan salju.
Tapi sumpah, musim dingin mungkin seru dan keren, tapi saya
bersyukur juga Indonesia nggak punya musim dingin. Karena musim dingin itu,
selain dinginnya dingiiinn banget, tapi juga ribet banget. Misalnya mau keluar,
anggap aja jajan ke Indomaret sebentar, persiapannya ribet banget. Lotion lah,
ini lah, itu lah, dsb. Pokoknya ribet. Nggak kaya dingin di puncak atau di
wilayah pegunungan haha. Kalau pengalaman mu gimana?
Penampakan Sebelum Salju |
Penampakan Setelah Salju |
Selamat Berkelana, Semoga Kita Bersobok!
Andri (Zainal Kari)
seru sekali ya pengalamannya bung andri..
ReplyDeleteTerimakasih.. :)
Delete