About My Complicated-Name
Kenalkan, nama
saya Andri (Zainal Kari). Kenapa Zainal Kari nya pakai tanda kurung? Karena itu
bukanlah nama sebenar saya.
Nama panjang
sekaligus nama official saya adalah: ANDRI. That's it.
Nah, dari mana
Zainal Kari itu datang? Itu adalah nama pemberian Imigrasi Jakarta Timur. Jadi
tahun 2011, saat pertama kali bikin passport karena akan mengikuti youth
exchange di Doha, Qatar, sang ibu-ibu imigrasi bilang kalau saya nggak bisa ke
timur tengah dengan menggunakan nama dengan satu suku kata. Jadi sang ibu-ibu
itu akhirnya menambahkan nama ayah + kakek di belakang nama saya.
Kebetulan sang
ayah juga mempunyai nama dengan satu suku kata, Zainal, dan kakek mempunyai
nama yang unik (Mangkudun Kari). Jadilah nama passport / nama internasional
saya menjadi Andri Zainal Kari. Bahkan, awalnya diberi nama Andri Zainal
Mangkudun (bayangin aja di abad ke 21 masih ada yang pake nama mangkudun hehe).
Jadi ribet dong?
Iya he eh.
Jadi nama akte,
ktp, ijazah2 menggunakan nama Andri, sedangkan Passport, visa, booking tiket,
dll nya pake Andri Zainal Kari.
Keuntungannya juga
ada sih, misalnya kaya di search engine, kalau cari nama 'Andri' maka saya
ketilep sama andri andri yang lain. Tapi kalau carinya Andri Zainal atau Andri
Zainal Kari, insyaallah langsung ketemu saya hehe (abaikan).
Berbicara tentang
nama saya, sebenarnya panjaaaaaannggg sekali. Sebelum SMA (waktu TK dan SD)
saya dikenal dengan nama Andri Sapato atau Andri Pato. Jadi dari kartu pelajar,
nama lapor, dsb nama saya Andri Sapato. Kok bisa?
Begini ceritanya..
Konon, keluarga
besar saya bernama PATO FAMILY.. PA itu PAyakumbuh, TO itu TOpang (suku
keluarga kami). Di gabung, jadilah PATO.
Nggak tau gimana,
atau mungkin sebuah tradisi, kalau disetiap kelurga nyokap, harus ada anak yg
dibubuhi kata PATO atau SAPATO (ceritanya ada tambahan SA untuk nama desa kami:
SArilamak). Nah, 3 abang dan 3 kakak saya belum ada yg dikasih nama Pato. Jadi
lah saya yang di kasih nama Pato. Lebih tepatnya ANDRI SAPATO.
Senang sih,
mempunyai nama yang unik. Karena percaya atau nggak, nama yang unik lebih cepat
diingat dan dikenal orang-orang. Bahkan kamu nggak perlu ngenalin diri,
orang-orang udah kenal hahaha (nggak selalu sih, tapi sering).
Apalagi waktu SD
dan SMP, guru-guru jadi kenal semua sama saya. Nggak cuma karena namanya sih,
karena kenakalannya juga hehe. Jadi ingat salah satu guru olah raga saya,
namanya pak it. Setiap ketemu saya, entah di kantin, entah di musola, entah
dimana, pasti manggil saya: Sapatoooo (dengan nada yang unik).
Tapi, ada bagian
yang nggak enaknya juga sodara-sodara. Percaya atau nggak, saya di bully
habis-habisan dengan nama Pato yang saya sandang haha. Apalagi masa-masa SD
atau SMP, masih bocah, masih suka becandaan, dsb.
Buliannya
macem-macem nih:
1. PATO di tambah
K menjadi PATOK, yang biasa mematok adalah AYAM, jadilah saya dipanggil PATOK
AYAM. Haha
2. SAPATO itu bisa
diplesetin menjadi SEPATU. Jadilah nama saya ANDRI SEPATU. Yang menyedihkan
lagi, merek nggak manggil saya dengan ANDRI SEPATU, tapi SEPATU doang haha.
Jadi kalau manggil gini, oi sepatu.. Oi sepatu.. Haha
3. Kalau setiap
diabsen dikelas, setiap guru manggil nama saya, pasti ada yang cekikikanlah,
ngomen lah, liat-liat saya lah, dsb haha..
Tapi untungnya,
nama saya ternyata nggak ada PATO nya. Saya tau pas kelas 6 SD, waktu mau
tamat, wali kelas saya (Buk Irta) minta foto copian akte kelahiran, dan
ternyata di akte kelahiran saya namanya cuma ANDRI. Alangkah senangnya. Bisa
bebas dari bully-an teman-teman hehe.
Tapi... Ternyata
nggak berhenti di sana nih. Karena setengah dari teman SMP saya adalah teman SD
saya juga haha. Tapi sejak kelas 6 SD-SMP trend bully nama udah nggak zaman.
Tapi lebih extreme lagi, nama kita diganti dengan nama bokap atau nyokap.
Misalnya si lala
nama bokapnya sukoco dan nama nyokapnya sumingkem, nama si lala di ganti jadi
sukoco atau sumingkem haha. Ada-ada aja ya kelakuan kami dulu.
Akhirnya saya
benar-benar dikenal sebagai ANDRI doang semasa SMA.
Kalau sekarang
justru dikenal dengan Andri atau Andri Zainal atau Andri Zainal Kari.
Saya rasa Mangkudun itu unik.
ReplyDeleteTopang = Pitopang?