Berastagi, Kota Sejuk di Sebelah Medan

8:13 PM Andri 0 Comments

Entah memang kebetulan atau bagaimana, beberapa kota besar di Indonesia mempunyai kota kecil sejuk yang menjadi sasaran destinasi wisata bagi masyarakat urbannya. Misalnya seperti ibukota Jakarta punya Bogor atau Puncak, Surabaya punya Malang, begitu juga Medan yang mempunyai Berastagi.

Tapi kayanya emang ga kebetulan deh. Indonesia itu emang kaya dengan kawasan sejuk dan dingin, perbukitan dan pegunungan berjejer di Indonesia. Luar biasa! #apadeh

Cerita kesenangan pulang ke Medan kami pun bertambah, setelah melewati pesona jalan tele, kami juga melewati dan mampir dulu ke Berastagi. Bahkan lebih gilanya lagi, kami ke kaki Gunung Sinabung yang dari beberapa belas bulan yang lalu, masih erupsi sampai sekarang. Tiba-tiba ada awan panas saja, tamat sudah.

Gambar 1. Kaki Gunung Sinabung

Oya, saya lupa bilang kalau rekan perjalanan toba saya ini adalah para kimiawi di Kota Medan. Mereka pergi ke kaki gunung Sinabung bukan tanpa sebab, melainkan ingin mengambil sampel air sungai di desa dekat Sinabung untuk di teliti. Secara masyarakat sedikit-sedikit sudah kembali kerumah mereka dan menggunakan air sungai itu untuk kehidupan sehari-hari. Meskipun wilayah tersebut masih dalam ancaman erupsi Gunung Sinabung. Ga ngerti deh. Mungkin penduduk itu tidak tahu harus mengungsi kemana, atau pemerintah tidak bantu mereka lagi.


Gambar 2. Perkampungan di Kaki Gunung Sinabung

Setelah mengantungi beberapa botol sampel, kami pun bersegera menjauhi Gunung itu. Serem banget soalnya. Karena sang pasak bisa saja seketika mengamuk. Kami pun menuju pusat kota atau alun alun atau pasar kota yang sore itu sangat ramai sekali. Benar-benar seperti puncak bogor disaat akhir pekan.


Gambar 3. Main Kuda-Kudaan di Berastagi
Kebetulan, saat itu sedang ada acara Batak Fair di taman kota. Lomba menyanyi lagu batak. Suara penyanyi emas-emas semua. Penonton yang datang nggak karuan ramainya. Kami yang hanya ingin solat dan ke kamar mandi saja, sangat susah mencari parkir dan harus terpisah-pisah dan cari-carian satu sama lain karena ramainya.

Gambar 4. Penonton Batak Fair

Setelah sekian puluh menit, akhirya kami kembali ke mobil. Saya sendiri sudah mengantungi tiga kilo mangga. Saya paling tidak tahan melihat jejeran buah mangga, apalagi warnanya kuning legit. humm. Namun ada mitos tentang mangga Berastagi, kata orang Medan, manisnya si mangga hanya di Berastagi saja. Ketika sudah sampai di Medan, mangganya berubah menjadi asem. haha ada-ada aja.

Mumpung di Berastagi, saya meminta ke teman-teman untuk mampir ke Pagoda, vihara yang kaya di Bangkok atau Myanmar itu. Meski sudah Maghrib dan kami tau tempat itu sudah tutup, teman-teman saya mengizinkan. Ya setidaknya masih bisa melihat laah walaupun dari pagar doang hehe.

Gambar 5. Foto Pagoda di Magrib Hari dari Pagar

Dari Pagoda, kami pun ingin mengakhiri perjalanan panjang kami dengan merehatkan badan. Berastagi juga punya banyak hotspring atau tempat pemandian air panas alami. Banyak banget! Jadilah kami berendam dulu selama satu dua jam sebelum benar-benar pulang ke kota Medan. Bang Ando yang membawa mobil tidak mau ikut berendam, karena dia takut tertidur ketika menyetir. Karena setelah mandi air panas, mata pasti mengantuk katanya.

Dan benar! Sepanjang jalan pulang kami tertidur pulas sampai kerumah tidak sadarkan diri. Haha. Untung saja Bang Ando beneran nggak mandi ya.. hehe.

Oya, sebelum benar-benar pulang ke rumah, kami juga sempatin seruput kopi item dan bandreks dengan view kota Medan yang aduhai. Berikut fotonya:

Gambar 6. Kerlap Kerlip Kota Medan dari Berastagi

Sekian cerita pulang, dan Selamat Berkelana!

Andri Zainal Kari

0 komentar: